Makanan Penyebab Pup Berdarah, Ada Salah Satu Kesukaanmu?
Pup berdarah atau BAB berwarna seperti merah darah setelah mengonsumsi makanan tertentu? Eits, jangan takut dulu ternyata ada beberapa alasan yang bisa menyebabkan kondisi ini terjadi, lho.
Buang air besar (BAB) atau pup berdarah adalah kondisi ketika terdapat darah dalam feses. Darah bisa terlihat pada feses atau ketika penderita kondisi ini sedang membersihkan duburnya. BAB biasanya terjadi ketika terdapat perdarahan di saluran pencernaan atau kondisi tertentu, seperti wasir atau radang usus. Namun, hal ini juga bisa terjadi setelah mengonsumsi makanan tertentu, lho.
Makanan Penyebab Pup Berdarah
1. Makanan Berwarna Merah
Penyebab pup berdarah bisa berasal dari anggur, jus buah, permen merah, hingga kool-aid. Selain itu, makanan berwarna merah seperti cranberry, tomat, hingga buah bit juga bisa membuat feses berwarna kemerahan. Pewarna makanan dapat menyebabkan reaksi hipersensitivitas pada beberapa orang. Gejalanya meliputi gatal-gatal, kulit bengkak dan hidung tersumbat. Hal inilah yang menjadi salah satu dari sekian banyak makanan penyebab pup berdarah menurut International Journal Of Occupational and Environmental Health.
2. Sering Mengonsumsi Makanan Pedas
Makanan pedas sebenarnya bukan makanan penyebab langsung BAB berdarah. Namun, makanan jenis ini bisa memicu masalah pencernaan yang kemudian menyebabkan feses berdarah. Pasalnya, sering makan makanan pedas bisa menyebabkan wasir hingga fisura anus. Wasir adalah peradangan pada pembuluh darah pada anus. Pembuluh darah yang membengkak ini rentan robek dan berdarah saat seseorang mengalami diare atau sembelit.
Diare akibat makan makanan pedas terjadi ketika pencernaan seseorang tidak bisa mentolerir kandungan capsaicin dalam cabai, paprika, dan bumbu pedas lainnya. Nah, jika diarenya semakin parah, bisa langsung menyebabkan wasir semakin parah. Gejala wasir tidak hanya bisa terlihat dari buang air besar berdarah, tetapi juga disertai rasa gatal, panas, dan nyeri pada bagian anus yang tergores atau sesak.
3. Susu dan Produk Susu
Laktosa merupakan gula yang ada dalam susu dan produk susu. Zat ini dipecah dalam tubuh oleh enzim laktase yang diperlukan agar laktosa dapat dicerna dan diserap dengan baik.
Jika enzim laktase dalam tubuh tidak cukup, seseorang bisa mengalami intoleransi laktosa. Akibatnya, tubuh tidak mampu mencerna laktosa dan mengakibatkan gejala masalah pencernaan.
4. Makanan yang Mengandung Gluten
Gluten adalah protein yang ditemukan dalam gandum, barley, rye, dan triticale. Beberapa kondisi berhubungan dengan gluten, termasuk penyakit celiac, sensitivitas gluten non-celiac, dan alergi gandum.
Penyakit celiac melibatkan respons imun, sehingga penyakit ini diklasifikasikan sebagai penyakit autoimun. Ketika orang dengan penyakit celiac terpapar gluten, sistem kekebalan tubuh akan menyerang usus kecil dan menyebabkan kerusakan serius pada sistem pencernaan.
Sayangnya, alergi gandum dan penyakit celiac sering salahartikan karena gejalanya mirip. Bedanya, alergi gandum menghasilkan antibodi penghasil alergi terhadap protein dalam gandum. Sedangkan penyebab penyakit celiac adalah reaksi imun abnormal terhadap gluten.
5. Makanan yang Mengandung Fruktosa
Fruktosa adalah gula sederhana yang ada dalam buah-buahan dan sayuran. Selain itu, fruktosa juga terdapat pada sejumlah pemanis seperti madu, agave, dan sirup jagung fruktosa tinggi. Konsumsi fruktosa, terutama dari minuman manis, sering orang kaitkan dengan peningkatan risiko obesitas, penyakit hati, dan penyakit jantung.
Pada orang dengan intoleransi fruktosa, fruktosa tidak diserap secara efisien ke dalam darah. Fruktosa yang tidak diserap berjalan ke usus besar, di mana ia difermentasi oleh bakteri usus. Kondisi ini kemudian menyebabkan gangguan pencernaan dan tak jarang menjadi makanan penyebab BAB berdarah.
6. Efek Samping Obat
Obat-obatan tertentu dapat menyebabkan perdarahan gastrointestinal atau mengganggu bakteri pada perut. Hal ini dapat menyebabkan perdarahan atau infeksi hingga BAB berdarah.
Baca Juga: Kenapa BAB Berdarah? Ternyata Ini Dia Penyebabnya